Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Pengikut

RSS

Karena Cinta Tak Selalu Berbentuk Bunga



Aku menikah bukan untuk kecewa,
Aku menikah bukan untuk marah-marah.
Aku menikah bukan untuk berprasangka buruk,
Aku menikah bukan untuk bersedih hati,
Tapi aku menikah untuk…
“dunia bahagia akhirat syurga”

Apapun yang terjadi,
Jangan biarkan tujuan hidupmu terampas oleh dunia!

Karena cinta tak harus selalu berbentuk bunga
Aku mencintai suamiku karena sifatnya yang apa adanya dan aku begitu menyukai perasaan aman dan tentram yang muncul dihati saat bersanding dengannya. Tiga tahun dalam masa perkenalan dan dua tahun dalam masa pernikahan, harus ku akui bahwa mulai timbul rasa bosan dan lelah dalam kehidupan rumah tangga dan alasan mencintainya dulu kini menjadi sesuatu yang menjemukan. Aku seorang wanita yang berjiwa sentimental dan benar-benar sensitive serta berperasaan halus. Aku merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang merindukan belaian.
Tetapi semua itu tidak lagi ku peroleh. Suamiku kini jauh berbeda dari yang ku harapkan dulu. Rasa sensitivenya kurang, dan ketidakmampuannya menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah memusnahkan semua harapan tentang kehidupan cinta yang ideal.
Suatu hari, aku beranikan diri untuk menyatakan keputusan untuk bercerai!!”. Mengapa??”, dia bertanya dengan terkejut. “Aku lelah, kamu tidak memberikan cinta yang aku inginkan”. Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, nampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu padahal tidak.
Kekecewaan aku semakin bertambah, seorang laki-laki yang tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang aku harapkan darinya??
Dan akhirnya dia bertanya, “apa yang dapat aku lakukan untuk mengubah pikiranmu?”
Aku menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan perlahan.
“Aku punya satu pertanyaan, jika kamu dapat menemukan jawabannya, aku akan mengubah pikiranku,” Seandainya, aku menyukai setangkai bunga indah yang ada ditepi gunung dan kita berdua tahu, jika kau memanjat gunung itu maka kau akan mati. Apakah kau akan melakukannya untukku??. “Diapun termenung dan berkata:
“Aku akan memberikan jawabannya besok pagi”. Hatiku langsung gundah mendengar reaksinya.
Keesokan paginya, suamiku tidak berada di rumah, dan aku menemukan selembar kertas dengan coretan tangannya di bawah sebuah gelas berisikan susu hangat, yang bertuliskan…..
“Sayang, aku tidak akan mengambil bunga itu untukmu tapi ijinkan aku untuk menjelaskan alasannya.” Kalimat pertama ini menghancurkan hatiku, aku lantas terus membacanya.
“Sayang, kau biasa menggunakan computer dan selalu menghadapi masalah kerusakan program didalamnya dan akhirnya menangis didepan monitor, aku harus memberikan jari-jariku untuk dapat membantumu dan memperbaiki programnya.”
“Kau selalu lupa membawa kunci rumah ketika keluar rumah, dan aku harus memberikan kakiku supaya dapat menendang pintu, dan membukakan untukmu ketika pulang.”
“Kamu senang jalan-jalan keluar kota tetapi sering tersesat di tempat-tempat yang baru kamu kunjungi, aku harus menunggu dirumah dan membantumu agar dapat memberikan mataku untuk menjelaskan jalan melalui peta untukmu.”
“Kamu selalu kelelahan waktu pergi dengan teman baikmu setiap bulan, dan aku harus memberikan tanganku untuk memijit kakimu yang terkilir.”
“Kamu orang yang suka diam di dalam rumah, dan aku selalu khawatir kamu akan menjadi “aneh”  dan aku harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang pernah aku alami.”
“Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, dan aku harus menjaga mataku agar ketika tua nanti, aku masih dapat membantu memotong kukumu dan mencabut ubanmu.”
“Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menyusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.”
“Tetapi sayangku, aku tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena aku tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku……”
“Sayangku, aku tahu, di luar sana masih ada banyak orang yang mampu mencintaimu lebih dari aku mencintaimu…..”
“Untuk itu sayangku, jika semua yang aku berikan dengan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. Aku tidak akan menahan dirimu untuk mencari tangan, kaki dan mata lain yang dapat membahagiakanmu.”
……..Air mataku jatuh di atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi aku tetap berusaha membaca selanjutnya….
“Dan sekarang, sayangku…..kamu telah membaca jawabanku. Jika kau berpuas hati dengan jawaban ini dan tetap menginginkanku tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, aku sekarang sedang berdiri diluar pintu menunggu jawabanmu.”
“Jika kau tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk mengambil barang-barangku dan aku tidak akan menyusahkan hidupmu lagi. Percayalah kebahagianku adalah apabila kau bahagia.”
Aku segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah sendu sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.
Oh Tuhan……
Kini aku tahu, tidak ada orang lain yang pernah mencintaiku lebih dari dia mencintaiku….


# Abu Fakhri NR. (MERAIH DUNIA BAHAGIA AKHIRAT SYURGA)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar